![]() |
Add caption |
Mula nya biasa saja,
berjalan sebagai mana mestinya. Aku melangkah tanpa beban, hanya ada satu
tujuan. Tak ada yang special, aku hanya berharap semua akan baik-baik saja
sampai waktu nya aku lulus. Tak pernah terpikir akan seperti ini jatuh kedalam sebuah
perasaan yang sulit dijelaskan.
Bekali-kali mencoba menepis meyakinkan bahwa ini hanya
sesuatu yang lewat, tak akan menetap. Tapi setelah dihitung sudah puluhan hari
dia berada di tempat paling privasi bagi ku yaitu hati dan pikiran ku. mencoba
mengusir dia tapi tak bisa apa lagi membencinya karna hanya kesederhanaan nya
saja membuat ku tersihir. Tak mampu berkutik, tenggelam dalam angan-angan jauh
tentang nya.
Sebuah perbedaan membuat ku mematok kadaluarsa perasaan ku
kepada nya. Hari itu maka akan aku akhiri dengan atau tanpa sepengetahuannya.
Tak mau semakin dalam, tak mau terlalu berharap karna yang bisa membuat kita
bersama hanya lah takdir dan takdir itu tak ada separuh pun untuk memungkinkan
kita bersama. Tuhan sayang aku dan Tuhan juga menyayangi dia, maka Tuhan
memberi sebuah pembatas yaitu waktu yang akan sangat sulit untuk aku curi
ketika aku sangat merindukannya. Memang aku belum sepenuhnya paham tentang
jawaban Tuhan, tidak untuk saat ini atau tidak untuk selamanya. Hanya yang
pasti sekarang Tuhan sedang menjauhkan aku dari dia, Tuhan ingin aku berfokus
pada cita-cita ku untuk kebahagiaan orang tua ku dan demi kebaikan ku. Dan aku
pun berharap maksud Tuhan menjauhkan aku dari dia, juga untuk kebaikannya,
untuk menjadikan dia pribadi yang lebih hebat dengan atau tanpa aku nanti.